Selasa, 10 Agustus 2010

Persepsi Yang Salah Tentang Jodoh

Berikut ini beberapa persepsi yang salah yang telah melekat di masyarakat berkaitan tentang jodoh.

 
Kalau jodoh tidak akan kemana.
Ungkapan ini keliru. Pasangan yang ditakdirkan Tuhan sebagai jodoh, tidak otomatis akan menikah. Sebagaimana hal-hal lain yang berhubungan dengan takdir, perlu usaha untuk memenuhi sebab terjadinya takdir. Orang yang membujang sampai tua, bukan berarti tidak ada jodohnya, tapi dia gagal memenuhi sebab terjadinya pernikahan dengan jodohnya. Setiap orang pasti ada jodohnya.

Pasangan yang sudah menikah kemudian bercerai sering dikatakan bukan jodoh.
Ini juga keliru. Pasangan yang berhasil menikah sudah pasti jodoh, karena kalau bukan jodoh mereka tidak akan pernah menikah.

 

Jodoh seseorang itu cuma satu.
Ini kurang tepat. Kita tidak tahu berapa banyak jodoh kita, tapi kemungkinan besar lebih dari satu. Seorang laki-laki yang sudah menikah kemudian bercerai dan menikah lagi dengan wanita lain, maka jelas jodohnya minimal dua orang wanita yang telah dinikahinya itu.
Seorang yang seumur hidup mempunyai satu istri belum tentu jodohnya cuma satu wanita itu. Mungkin saja ada wanita lain yang juga menjadi jodohnya tetapi sebab-sebab untuk terjadinya pernikahan dengan wanita itu tidak terpenuhi.

 

Pasangan yang gagal menikah dikatakan bukan jodoh.
Ini kurang tepat. Kita tidak tahu apakah mereka gagal menikah karena bukan jodoh atau sebetulnya mereka jodoh tapi gagal memenuhi sebab-sebab terjadinya pernikahan. Itulah rahasia takdir.

 

Jodoh kita adalah orang yang terbaik buat kita.
Belum tentu. Orang yang merupakan jodoh kita adalah orang (orang-orang) yang akan menikah dengan kita jika kita berhasil memenuhi sebab-sebabnya. Orang yang bukan merupakan jodoh kita adalah orang-orang yang tidak mungkin menikah dengan kita, apapun usaha yang kita tempuh.



http://agama.kompasiana.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar